setting

Catatan Idrus™: Ampunan Allah Tak Ada Batas

Ampunan Allah Tak Ada Batas

Pada suatu ketika Umar bin khatab datang kepada nabi saw sambil menangis tersedu sedu. Nabi heran dan bertanya "Apa yang menyebabkan kau menangis sahabatku?" Umar menjawab pintu rumah saya ada seorang anak muda yang sedang menangis keras begitu sedih tangisannya sehingga hati saya terbakar karenanya. 

"Coba hadapkan dia kepadaku". Maka Umar pulang dan membawa anak muda itu menghadap nabi anak muda itu masih tetap menangis dengan sangat sedihnya.

Nabi bertannya, "Anak muda masa depanmu masih panjang apa sebabnya engkau menangis seperti itu." Sambil tertunduk pemuda itu berkata," Tangis saya adalah tangisan dosa begitu besar dosa saya kepada tuhan dan saya takut akan murkanya serta murka utusannya." 

Nabi terdiam. "Apakah engkau menyekutukan tuhan dengan sesuatu yang lain?" tanyanya kemudian .
Apakah engkau membunuh seseorang tanpa hak?" Pemuda itu menggeleng "Kalau demikian Allah akan mengampuni dosamu meskipun besarnya memenuhi tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi jawab." Nabi memberikan harapan.

Pemuda itu tercenung dan berkata,"Dosa saya lebih besar dari tujuh lapis langit dan gunung gunung yang tinggi."  

"Dosamukah yang lebih besar atas kursi Allah yang suci yang lebih besar?"tanya Nabi. "Dosa saya lebih besar, jawab pemuda itu pasti." 

"Apakah dosamu  lebih besar dari arasy Allah?"  Saya yakin dosa  saya jauh lebih besar sahutnya dengan tersedu-sedu."    

"Apa dosamu lebih besar juga dari allah dan kasih sayang nya?"   Pemuda itu berpikir sebentar lantas berkata "Tentu saja Allah yang lebih besar beserta kasih sayangnya" 

"Kalau begitu ceritakanlah  dosa itu," desak Nabi. "Saya malu kepadamu wahai rasulullah jawab pemuda makin terisak."   Kenapa mesti malu kepadaku?   jangan punya perasaan demikian ceritakan saja." 

"Maka pelan-pelan pemuda itu mengangkat muka  dan berkata "Wahai kekasih Allah sejak umur tujuh tahun pekerjaan saya membongkar kuburan orang-orang yang baru meninggal dan   mencuri kain kafannya." 

"Pada suatu hari,  ada seorang gadis anak salah seorang sahabat Ansor,  meninggal. Begitu   selesai dikuburkan di pemakaman sudah sepi saya bongkar kuburannya, lalu saya lepas kain kafannya.  Anak itu adalah seorang gadis yang sangat cantik dan tampaknya betul-betul masih perawan.   Saya tergoda oleh nafsu birahi yang sesak oleh ajakan setan. Saya segera kembali ke kuburan itu dan mayat gadis tersebut saya setubuhi. Dalam keadaan begitu terdengar seolah olah gadis itu menjerit mengoyak jantung saya."Apakah engkau tidak malu dan tidak takut kepada pengadilan allah pada hari ketika hak orang yang teraniaya  dituntutkan atas penganiayaannya? Betapa kejam hatimu membiarkan saya telanjang bulat di tengah-tengah lingkungan orang-orang mati dan kau buat saya menangggung junub dihadapan allah padahal saya sudah dimandikan dan di sholatkan. Itulah dosa yang besar itu ya Rasulullah. Serjak hari itu saya menangis terus-menerus sampai sekarang"

"Mendengar cerita si pemuda yang amat keji itu dengan serta merta Nabi bangkit. Ia sangat marah sambil memalingkan muka dengan jijik ia menghardik "Hai fasik keluar kamu dari hadapanku tidak ada balasan yang setimpal bagi kecuali neraka."

Mendengar pengusiran nabi tersebut pemuda itu keluar terhuyung huyung seraya meratap berkeliaran di tengah-tengah padang pasir tujuh hari tujuh malam tidak makan tidak minum dan sama sekali tidak tidur dia menangis kepada Allah sambil mengadu "Ya Tuhan,   saya adalah seorang hamba yang berdosa dan bersalah besar. Kini saya datang menghadapmu, Ya Tuhan saya mengetuk pintu agar kau mau mengampuni dosa saya dan menerima taubat saya.   Andaikata engkau tidak sudi menurunkan tirai ampuananmu maka turunkanlah apimu itu di dunia sebelum ia membakar saya di akhirat nanti."

Mendengar retapan pemuda yang bersungguh sungguh ini Tuhan mengutus Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW.  "Tuhan berkata kepadamu hai Muhammad apakah engkau yang menciptakan hamba-hamba allah?"   kata Malaikat Jibril kemudian.   Nabi kaget dan menjawab "bahkan sebaliknya." Tuhan yang menciptakan diriku dan menciptakan mereka. Tuhan bertanya lagi, apakah engkau yang berkuasa dan memberi rezeki kepada mereka?" Nabi makin kaget."Sama sekali tidak Tuhanlah yang memberi rezeki kepada mereka dan padaku." Malaikat Jibril meneruskan Kara Tuhan "Apakah engkau yang menerima taubat dan menghapuskan segala kesalahannya.  Nabi menyahut tidak Allah yang punya kuasa itu."    Malaikat Jibril lantas menyambung, "Allah berfirman kepadamu," Telah Kukirimkan salah seorang hambaku kepadamu di paparkannya dosa-dosanya dengan menyesal. Mengapa engkau berpaling begitu menyakitkan?  bagaimana seandainya datang hamba-hambaku yang lain sambil memikul dosa mereka yang menggunung?   Engkau kuutus agar menjadi rahmat bagi seluruh alam jangan kau terlantarkan harapan hambaku yang tergelincir kakinya karena dosa." Medengar teguran langsung dari allah tersebut Nabi  menjadi sadar akan kekeliruannya dan sangat gembira melihat betapa betul-betul umat yang dikasihi allah dengan ridho dan ampunan nya.

Disuruhnya para sahabat untuk mencari pemuda itu setelah beberapa lama mencari-cari, mereka mendapatkan pemuda dalam keadaan yang sangat menyedihkan mereka memberi kabar bahwa saya telah diampuni.

Sumber: Cerita Islami BPost Banjarmasin

Copyright © Catatan Idrus™